Minggu, 16 Juni 2013

Tere liye


Bangkitlah! Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Jatuh itu Sakit!
Jatuh secara langsung ataupun perlahan akan berujung pada rasa sakit. Rasa sakit yang terkadang membuat kita terlena, membenci, kesal dan yang terparah adalah kita lupa akan sebuah kata yaitu “Bangkit”
Ya, Bangkitlah jika kau terjatuh!.
Bangkit secara langsung ataupun perlahan sesuai dengan kemampuan kita. Anggaplah kejatuhan itu sebagai pelecut kebangkitan ke arah yang lebih baik. Seekor Kuda penarik pedati tak akan berlari bila tidak di pecut. Jika Kuda itu bisa berbicara atau bahkan berteriak, mungkin akan berkata “Aduh Sakit Tuanku!”  Setiap kali Kuda itu dipecut, ia akan berlari, semakin dipecut akan semakin kencang berlari… berlari dan maju tanpa pernah berkata atau membenci Sang Kusir yang memecutnya.
Sebuah kata bijak pernah tertuliskan oleh Tere Liye, yaitu :
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.” (Tere Liye, dikutip dari goodreads.com)
Tak Membenci akan kejatuhan. Membenci penyebab kejatuhan adalah sia-sia, sebab faktanya kita telah Jatuh. Rasa benci yang malah akan semakin membenamkan kejatuhan kita ke lubang yang lebih dalam. Ketika orang lain sudah selangkah atau dua langkah bangkit, kita masih saja berkutat dengan kebencian akan kejatuhan kita. Sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar